Rabu, 22 Oktober 2014

ZIKIR SETELAH SHOLAT MAGHRIB DAN SUBUH




Ketika kita sholat berjamaah di masjid maupun dimushola, sering kita melihat banyak jamaah yang setelah selesai melaksanakan/mendirikan sholat fardhu secara berjamaah, ketika sholat telah dilaksanakan dan imam selesai mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan rangkaian zikir, jamaah banyak yang langsung meninggalkan imam atau tidak ikut zikir bersama imam, mungkin karena ada urusan/keperluan yang lebih penting sedang menanti ataukah memang tidak suka atau tidak terbiasa dengan zikir, atau karena alasan lain, maka berdasarkan pengalaman itulah ane buat tulisan zikir ini sebagai bahan amalan kita sehari-hari setelah sholat baik dilakukan secara berjamaah maupun ketika sholat sendirian, jika dilakukan secara berjamaah dipimpin oleh imam suara imam agar dikeraskan namun tidak melampaui batas (pertengahan) hal ini untuk memberi pelajaran/pendidikan kepada anak-anak yang juga ikut sholat berjamaah, namun jika sholat sendirian baiknya diucapkan secara perlahan/pelan.  Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk selalu ingat kepadanya, ingat disini bisa diartikan melalu zikir dengan menyebut, memuji, mengagungkan nama-Nya, diantaranya adalah melalu firman-Nya  :
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ ١٥٢

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (Al-Baqarah :152)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا ٤١ وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا ٤٢

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”, “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (Al-Ahzab ; 41-42)

فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا ١٠٣

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nissa : 103).
Masih banyak dalam Al-Qur’an perintah untuk berzikir/mengingat Allah SWT, mudah2an dengan sedikit ayat yang disampaikan disini bisa menjadi renungan dan bahan instropeksi diri, apakah kita sudah menjalankan perintah-Nya atau malah melalaikannya.
Walaupun sudah banyak yang menulis tentang rangkaian zikir, namun tidak menjadikan kita untuk tidak  berbagi, mudah2an dengan banyaknya tulisan tentang rangkaian zikir akan menambah dan memudahkan dalam pencarian amalan zikir setelah sholat.
Berikut video dan teks rangkaian zikir setelah sholat maghrib dan subuh ; http://youtu.be/v_PQhNosjjc
Ketika selesai salam “Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh” (Semoga kesejahteraan dan rahmat Allah

Selasa, 21 Oktober 2014

DO'A-DO'A DALAM AL-QUR'AN

Berikut doa-doa yang diambil dari beberapa ayat dalam Al-Qura'an, masih banyak do'a-do'a lainnya yang mungkin akan saya masukan dikesempatan berikutnya, somoga bisa menjadi referensi dalam memanjatkan doa kepada Allah SWT. amin


رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ١٢٧

.... "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"(Al-Baqarah : 127) 

رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةٗ مُّسۡلِمَةٗ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ١٢٨

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah : 128)

رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢٥٠

...... "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir" (Al- Baqarah : 250)

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ٨

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)" (Al-Imran : 8)

رَبَّنَآ إِنَّكَ جَامِعُ ٱلنَّاسِ لِيَوۡمٖ لَّا رَيۡبَ فِيهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ ٩

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia

Jumat, 17 Oktober 2014

IBDA BINAFSI "MULAILAH DARI DIRI SENDIRI"




Saat ini kita sering melihat dalam tayangan televisi seperti korupsi, perampokan, pembunuhan, penipuan, perkosaan, narkoba, aksi demonstrasi yang berujung anarkis yang berakibat kerusakan terhadap fasilitas umum, saling hujat menghujat/caci maki, dan masih banyak lagi peristiwa-perisistiwa lain yang lebih memprihatinkan. Peristiwa seperti ini membuat kita bingung, apa sesungguhnya yang menyebabkan ini semua terjadi?. Apakah ini disebabkan oleh penegakan hukum yang lemah atau memang manusia itu sendiri yang tidak bisa membedakan mana yang ma’ruf dan mana yang munkar. mana yang baik dan mana yang jahat. Sungguh celaka bila orang yang hatinya tidak mengenal kebaikan dan kemungkaran.  
Dalam hidup bermasyarakat kita diatur oleh norma-norma yang berlaku seperti norma agama  yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama, norma Kesusilaan yang didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia, norma kesopanan yang merupakan norma yang berdasarkan aturan tingkah laku yang berlaku dimasyarakat, norma adat/kebiasan yang merupakan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat yang merupakan kebiasaan/adat setempat.  Dalam hidup bernegara kitapun diatur oleh norma hukum berupa peraturan perundang-undangan, semua agama mengajarkan kebaikan dan keburukan, bagi yang beragama Islam melalui Al-Qur’an dan hadits juga mengatur mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang. Sebagaimana Nabi bersabda ;”Disebut  orang Islam, yaitu yang mampu menciptakan rasa aman tentram dan damai dikalangan masyarakatnya, jauh dari ulah gangguannya, baik akibat perkataan ataupun tindakannya…(HR. Bukhari-Muslim).  Jadi tidak ada lagi alasan bagi seseorang untuk tidak tau mana yang baik dan mana yang buruk, lalu kenapa masih saja terjadi tindakan-tindakan buruk yang pada akhirnya merugikan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
 Untuk merubah masyarakat, bangsa dan negara kearah yang lebih baik tidak hanya dilakukan oleh seorang presiden, menteri atau para penyelengara negara maupun oleh masyarakat, akan tetapi semua pihak ikut berperan termasuk kita. Perubahan kearah yang lebih baik akan berhasil jika perubahan dimulai dari diri sendiri. Ingin lingkungan bersih dan tidak banjir  maka jangan buang sampah sembarang tempat, ingin tertib patuhi aturan, ingin rakyat sejahtera pimpinan jangan korupsi (berlaku jujurlah), ingin keadilan tegakkan hukum, ingin pelayanan baik jadilah sumber daya manusia yang berkualitas, berintegritas dan jangan mempersulit. Ini semua akan tercapai apabila perubahan kearah yang  lebih baik dimulai dari diri masing-masing. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 :

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ ...١
 Sesungguhnya Allah tidak merubah

Rabu, 15 Oktober 2014

KIKIR


KIKIR (pelit, bakhil) merupakan salah satu sifat tercela yang ada pada manusia, namun tidak semua manusia mempunyai sifat kikir, karena banyak juga manusia yang mempunyai sifat dermawan. Sudah menjadi kewajiban manusia mencari harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya didunia dan diakhirat  (jika hartanya dibelanjakan dijalan Allah, seperti zakat, infaq, sedeqah),  mau saling berbagi kepada orang yang membutuhkan, baik itu berupa materi atau non materi. Sifat kikir tumbuh dari sifat manusia yang cinta kepada harta dan merasa bahwa harta yang dimilikinya merupakan harta yang diperoleh karena jerih payahnya sendiri, jika sudah berkecukupan dan cintanya kepada harta menyebabkan ia tidak mampu mengendalikan dirinya untuk membelanjakan hartanya dijalan Allah SWT, dapat dipastikan manusia itu menjadi budaknya harta. Karena sebab cintanya terhadap harta menjadikan manusia menjadi pelit. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Adiyat  ayat 8 dikatakan :
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ لَشَدِيدٌ ٨
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”
Manusia yang mampu mencegah dirinya dari sifat kikir dan mampu berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan maka seringkali orang ini dikatakan sebagai orang yang dermawan. Dermawan merupakan sifat pertengahan antara kikir dan boros, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 29 ;

وَلَا تَجۡعَلۡ يَدَكَ مَغۡلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ فَتَقۡعُدَ مَلُومٗا مَّحۡسُورًا ٢٩

dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. [852] Maksudnya : jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah. Dermawan bisa juga diartikan menafkahkan sebagian harta yang kita miliki kepada yang membutuhkannya dijalan yang diridhai Allah SWT. Imam Ali as berkata,”jadilah orang dermawan, tetapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang sederha, tetapi jangan menjadi orang yang kikir. 
Dalam membelanjakan harta hendaknya berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan untuk memenuhi hawa nafsu yang pada akhirnya membuat kita berlaku boros dan tidak peduli kepada orang lain yang mungkin dalam kondisi kekurangan.  Dalam surat Al-Isra ayat 26 

وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا ٢٦

“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat  akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

Sifat kikir merupakan penyakit hati