Nafsu merupakan dorongan, keinginan yang kuat untuk
melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu yang buruk. Nafsu merupakan
unsur rohani/jiwa yang ada pada manusia maupun binatang. Nafsu dianggap sebagian
orang sebagai kata yang cenderung berkonotasi negatif, hal ini tergantung dari
apa dan bagaimana penerapan kata nafsu itu digunakan. Nafsu juga cenderung
membawa manusia kepada keburukan/kejahatan, oleh karena itu saat nafsu membawa
manusia kepada keburukan maka disitulah pengendalian nafsu diperlukan. Ingat nafsu bukan di hilangkan tetapi di
kendalikan. Firman Allah SWT dalam
surat Yusuf ayat 53;
۞وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ
إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣
53. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Manusia selain memiliki nafsu juga memiliki akal
sedangkan binatang hanya memiliki nafsu tapi tidak memiliki akal. Akal menurut kamus terbaru bahasa Indonesia adalah daya pikir untuk mengerti
atau memahami sesuatu; pikiran, ingatan; cara melakukan sesuatu, daya upaya;
kecerdikan, kelicikan; kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan. Sebagai seorang beriman sudah
seharusnya kita menggunakan akal sebagai dasar berpikir
dalam bertindak/berbuat sesuatu sehingga fungsi akal
untuk merasakan,
menilai, memahami/mengerti, baik buruk/benar salah lebih dikedepankan ketimbang
menuruti nafsu, apalagi jika nafsu itu merupakan nafsu yang mendorong kepada
kejahatan/perbuatan buruk. Jika manusia tidak dapat mengendalikan nafsu dengan
akal
maka manusia tersebut tidak ubahnya seperti binatang.
maka manusia tersebut tidak ubahnya seperti binatang.
Dalam QS. Al-Furqon ayat 4;
أَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ
تَكُونُ عَلَيۡهِ وَكِيلًا ٤٣
َ"Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" ayat 44;
أَمۡ تَحۡسَبُ أَنَّ أَكۡثَرَهُمۡ يَسۡمَعُونَ أَوۡ
يَعۡقِلُونَۚ إِنۡ هُمۡ إِلَّا كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ سَبِيلًا ٤٤
"atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka
itu mendengar atau memahami, mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu".
Selain diberikan akal manusia juga diberikan
kelebihan dari makhluk lainnya berupa bentuk yang sebaik-baiknya, hal ini sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro Ayat 70;
۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ
وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ
مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠
70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ
فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ ٤
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Manusia sebagai makhluk yang
diberi kelebihan akal oleh Allah SWT sudah seharusnya digunakan dalam pengendalian nafsu yang cenderung mengarahkan
manusia untuk berbuat keburukan seperti maksiat, berbuat zalim dan perbuatan
buruk lainnya. Jika manusia
tidak dapat mengendalikan nafsu buruknya maka manusia akan lebih hina dan jahat
dari binatang. Pengendalian nafsu ini merupakan perjuangan bagi
manusia dalam mencapai kemuliaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Jadikan hati nurani
dan akal sebagai benteng pengendalian nafus buruk yang akan menyebabkan manusia
melakukan perbuatan dosa hingga masuk ke neraka. Selain hati nurani dan akal
perkuatlah iman dan bertakwalah dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya, begitu banyak pesan taqwa yang di perintahkan Allah SWT dalam
Al-Qur’an tidak lain agar manusia dapat mencapai kebahagian hidup dunia dan
akhirat, salah satu perintah taqwa terdapat dalam surat Al-Imran ayat 102 ;
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.
Jika telah melaksanakan dan mengamalkan perintah Allah
serta sunah-sunah Nabi Muhammad saw dengan baik, insya Allah nafsu buruk akan
mudah dikendalikan dan yang paling penting adalah kendalikan nafsu kita
jangan sebaliknya nafsu yang mengendalikan kita. Dan satu lagi yang sangat penting ; ingatlah Allah dimanapun kita berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar