Majelis
ta’lim atau tempat belajar, khususnya belajar ilmu agama yang dilaksanakan di
Masjid/musholla/surau atau tempat lainnya. Belajar ilmu agama harus dilandasi
dengan niat yang tulus/ikhlas karena semata-mata mengharap ridho Allah SWT
serta untuk menambah perbendaharaan/pengetahuan tentang ilmu agama. Nabi saw bersabda “barang
siapa menempuh suatu jalan demi menimba ilmu pengetahuan agama, pasti Allah
membuat mudah baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Ketulusan
hati untuk terus belajar ilmu, khususnya ilmu agama diharapkan dapat mengantarkan
seseorang ketempat yang mulia/terpuji. Dengan belajar ilmu agama diharapkan yang
tidak tau menjadi tau, yang tidak mengerti menjadi mengerti, yang tidak paham
menjadi paham, yang tidak jelas menjadi jelas, yang sudah tau semakin tahu, setelah semakin
tau maka semakin bertambahlahlah ilmu.
Siapapun dan apapun kedudukan seseorang belajar ilmu agama sangat penting dan
mengamalkannya juga jauh lebih penting. Dalam beberapa
kesempatan guru ta’lim menyampaikan agar jamaah yang hadir meluruskan niatnya
dalam mengikuti ta’lim yaitu dengan meluruskan niat kalau
mengikuti ta’lim dan semua ibadah yang dikerjakan semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT
bukan karena yang lain. Sebagaimana Nabi saw bersabda “setiap
amal perbuatan ditinjau dari segi niat/tujuannya, dan setiap orang berbuat
terserah pada tujuannya, maka barang siapa berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, berarti akan memperoleh keridhaan Allah dan RasulNya…..(HR.
Bukhari-Muslim). Jadikan semua amal
ibadah yang kita kerjakan semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.
Jika menyaksikan masjid/musholla/surau yang di
dalamnya ada kegiatan ta’lim/belajar ilmu agama, disitu dapat di lihat dan
disaksikan berapa jumlah jamaah yang hadir …….? Jika banyak yang hadir duduk di
majelis ta’lim “Alhamdulillah”……akan tetapi jika sedikit jamaah yang hadir……..ini
pertanda bahwa kesadaran untuk belajar ilmu agama sangat kurang
dan tidak mungkin lama kelamaan orang tidak mengerti lagi akan ilmu agama dan bahkan
cenderung melupakan agama. Jika agama tidak lagi
menjadi pedoman/sandaran dalam bertindak maka tidak heran kalau saat ini banyak
terjadi perbuatan-perbuatan jahat seperti pembunuhan, pemerkosaan,
prostitusi/pelacuran/perzinahan, korupsi, perampokan, mengambil hak orang lain,
dengki, iri, saling hujat menghujat dan masih banyak lagi perbuatan jahat lainnya.
Dengan
rajin datang ke masjid/musholla/surau untuk mengikuti ta’lim/belajar ilmu agama
seseorang akan terhindar dari hati yang beku. Hati yang beku akan membawa pemiliknya kepada sifat yang selalu menolak
untuk menerima dan melaksanakan kebenaran. Ketika hati tidak lagi mau menerima
kebenaran maka celakalah, hati yang beku merupakan salah satu cerminan iman
yang lemah sehingga akan mudah terjatuh kepada kesesatan. Sebagaimana Allah SWT
berfiman dalam Al Quran Surat Az Zumar ayat 22 ;
أَفَمَن
شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِۦۚ
فَوَيۡلٞ لِّلۡقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي
ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ٢٢
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah
hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya
(sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
Lalu apakah kita termasuk yang sering duduk/mengikuti
kegiatan di majelis ta’lim atau bahkan yang termasuk tidak pernah duduk di
majelis ta’lim. Jika kita yang termasuk hadir maka
istiqomahlah dan yang belum bisa hadir, ayo segera niatkan hati dan bawa
keluarga, saudara, tetangga untuk hadir ke majelis ta’lim-majellis ta’lim yang
ada dilingkungan kita. Nabi saw bersabda “barang
siapa membimbing/mengajak orang ke arah jalan petunjuk, maka baginya pahala sejumlah pahala orang
yang mengikutinya, dengan tiada mengurangi sedikitpun dari pahala mereka” (HR. Muslim). Dalam
Al Qur’an surat Al Imran ayat 104 Allah SWT berfiman ;
وَلۡتَكُن
مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Betapa banyak orang yang paham ilmu agama tetapi tidak
membawanya kepada kemuliaan, betapa
banyak yang mengaku ustad tetapi perbuatan/perilakunya tidak mencerminkan
ustad, ustad/kiyai saling hujat menghujat, saling sindir, saling dengki, saling
iri, ini semua karena niatnya dan hatinya sudah dikotori oleh kepentingan nafsu
dunia semata. Mereka merasa dirinya paling suci, paling benar, paling
pandai/pintar sehingga melupakan Allah SWT.
Niat yang ikhlas, hati yang bersih dan tulus akan membawa seseorang yang
memiliki ilmu agama terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela dan memiliki
kemuliaan.
Orang yang memiliki pengetahuan ilmu agama yang cukup
tidak menjamin bahwa ilmu yang dimiliki tersebut akan membawa orang tersebut
kepada kemuliaan jika ilmu yang didapat tidak diamalkan dan di implementasikan
dalam kehidupannya dan apa yang dikerjakan/dilakukan tidak karena mengharap ridha
Allah SWT akan tetapi dilakukannya karena kesombongan mengejar kepentingan dunia semata, maka yang terjadi
adalah hilangnya kemuliaan dan keberkahan.
Dengan rajin hadir pada majelis-majelis ta’lim untuk
belajar
ilmu agama diharapkan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri,
orang lain serta dapat
mengamalkanya sehingga membawa pemiliknya kepada kemuliaan/ditinggikan
derajat hidupnya di dunia maupun kemuliaan di akhirat dengan ridho Allah SWT.
Sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadalah ayat 11;
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ
يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar