Berdasarkan informasi dari Badan Meteorolgi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada tanggal 31 Januari 2018 atau tanggal 14 Jumadil Ula 1439 H, akan terjadi fenomena Super Blood Moon atau Supermoon yang bertepatan dengan gerhana bulan total, yaitu posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Peristiwa gerhana bulan total dapat diamati disebagian besar wilayah Indonesia. Kejadian ini merupakan kejadian langka karena akan terulang lebih dari 100 tahun untuk Amerika. Sedangkan di Indonesia terjadi 36 tahun. Keseluruhan proses gerhana dapat diamati di Samudra Pasifik serta bagian Timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Gerhana ini dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian Timur Afrika, dan bagian Timur Eropa pada saat bulan terbit. Masyarakat dapat mengamati puncak gerhana bulan total ini pada pukul 20:29,8 WIB, 21:29,8 WITA dan 22:29,8 WIT.
Dengan adanya fenomena ini masyarakat diharapkan tidak hanya melihat atau mengamati fenomena ini dan bukan dijadikan sesuatu yang menakutkan, akan tetapi ini hendaknya dijadikan pelajaran bahwa ini adalah semata-mata karena bukti kekuasaan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat Yunus ayat 5 "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. Dzat yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran. kemudian dalam ayat 6 " sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang bertaakwa." Oleh karena itu kita sebagai makhluk Allah ketika menyaksikan fenomena itu dapat menambah keyakinan kita kepada Allah SWT. Dan ketika mendapati gerhana hendaknya dirikan sholat, senantiasa bertakbir, bersedekah, memuji-Nya, dan beristighfar memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan.
Dengan adanya fenomena ini masyarakat diharapkan tidak hanya melihat atau mengamati fenomena ini dan bukan dijadikan sesuatu yang menakutkan, akan tetapi ini hendaknya dijadikan pelajaran bahwa ini adalah semata-mata karena bukti kekuasaan Allah SWT.
Dalam surat yaasiin ayat 38 Allah SWT berfirman
; "dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". dan ayat 39 "dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua". Yaasiin ayat 40 "tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Sedangkan dalam surat Arrahman ayat 5 Allah berfirman "matahari dan bulan itu beredar menurut perhitungan."
; "dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". dan ayat 39 "dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua". Yaasiin ayat 40 "tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Sedangkan dalam surat Arrahman ayat 5 Allah berfirman "matahari dan bulan itu beredar menurut perhitungan."
Kita sebagai umat Islam sudah seharusnya menjadikan fenomena ini untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. untuk itu ketika tejadi gerhana bulan atau gerhana matahari baiknya kita dirikan sholat sebagaimana perintah Allah dan Nabi Muhammad saw. Allah SWT berfirman dalam surat Fushshilat ayat 37 "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Ialah yang kamu hendakk sembah". Sabda Rasulullah saw "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT, keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Sholat gerhana adalah sholat sunah 2 (dua) rakaat yang dikerjakan ketika
terjadi gerhana bulan (khusuf) atau gerhana matahari (kusuf). dan
sholat gerhana ini juga disebut sebagai sholat Kusufain disunahkan di
masjid tanpa azan dan iqomah akan tetapi cukup menyerukan "Assholaatu
jamiaah". sebagaimana Rasulullah saw bersabda "Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasululah saw, orang-orang dipanggil sholat dengan lafaz : Asshalaatu jamiah. (HR. Bukhari).
Setelah sholat gerhana selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan khutbah sebagaimana hadits Aisyah ra "Dari Aisyah ra berkata, "Sesungguhnya ketika Nabi saw selesai dari sholatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda, sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapat gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim).
Sholat gerhana boleh juga dikerjakan secara sendiri berdasarkan hadist tersebut, "bila kalian mendapat gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah". (HR. Bukahari Muslim)
Setelah sholat gerhana selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan khutbah sebagaimana hadits Aisyah ra "Dari Aisyah ra berkata, "Sesungguhnya ketika Nabi saw selesai dari sholatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda, sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapat gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim).
Sholat gerhana boleh juga dikerjakan secara sendiri berdasarkan hadist tersebut, "bila kalian mendapat gerhana, maka lakukanlah sholat dan berdoalah". (HR. Bukahari Muslim)
Berikut cara sholat gerhana.
1. NIAT ; Ushallii sunnatal khusuufil qomari rakátaini lillahi taála (niat sholat gerhana bulan)
"saya niat melaksanakan sholat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah taála"
Ushalli sunnatal kusufis syamsi rakátaini lillahi taálaa (niat sholat gerhana matahari)
"saya niat melaksanakan sholat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta'ala"
2. TAKBIRATUL IKHRAM ; mengucapkan takbir "Allahu Akbar" dibarengi dengan niat sholat gerhana
3. Kemudian membaca Doa Iftitah, dilanjutkan membaca taáwudz, kemudia membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang seperti Al Baqarah atau sesuai yang kita bisa/sanggup sambil di keraskan suaranya.
Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw melakukan sholat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama sekira panjang surat Al-Baqarah, kemudian beliau saw ruku cukup lama, kemudian bangun cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudia beliau ruku lagi dengan cukup lama tetapi tidak selama ruku yang petama. "(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw melakukan sholat bersama-sama dengan orang banyak. Beliau berdiri cukup lama sekira panjang surat Al-Baqarah, kemudian beliau saw ruku cukup lama, kemudian bangun cukup lama, namun tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudia beliau ruku lagi dengan cukup lama tetapi tidak selama ruku yang petama. "(HR. Bukhari dan Muslim).
4. kemudia ruku membaca tasbih ruku, kemudian bangkit dari ruku (i'tidal) setelah i'tidal tidak langsung sujud, akan tetapi kembali membaca surat Al Fatihan dan surat yang lebih pendek dari surat pertama.
5. Kemudia Ruku kembali (ruku kedua), kemudian bangkit dari ruku (i'tidal), kemudian sujud, duduk diantara dua sujud kemudia sujud kembali.
6. kemudian bangkit dari sujud untuk mengerjakan rakaat kedua.
7. Untuk rakaat kedua mengerjakannya sama dengan rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakannya lebih ringan dari rakaat pertama.
7. Untuk rakaat kedua mengerjakannya sama dengan rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakannya lebih ringan dari rakaat pertama.
8. setelah sujud terakhir pada rakaat kedua maka selesailah sudah sholat gerhana.
Jika dikerjakan secara berjamaah maka dilanjutkan dengan khutbah, jika dikerjakan sendiri maka dilanjutkan dengan berdoa, berzikir, dan bertakbirlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar