Dalam
menjalani kehidupan terkadang penuh dengan godaan godaan yang datangnya dari
arah depan, belakang, kanan dan kiri kita. Hal ini merupakan janji iblis yang
akan menggoda manusia dari empat arah tersebut. Oleh karenanya ketika kita
telah terlanjur melakukan kesalahan atau melakukan dosa maka cepat-cepatlah
kita beristighfar. Istighfar adalah
bacaan atau ucapan untuk memohon ampun kepada Allah SWT, atas segala dos-dosa
besar maupun kecil yang telah kita lakukan, baik karena sengaja maupun tidak
sengaja. Tidak ada manusia yang suci atau tidak pernah melakukan dosa, namun
yang penting adalah bagaimana agar jangan sampai perbuatan dosa itu terus
berlanjut hingga mati, segeralah menunju ampunan Allah SWT. Apapun dosa yang pernah dilakukan/dikerjakan
(kecuali dosa syirik atau menyekutukan Allah SWT) maka Allah SWT akan
memberikan ampunan-Nya. Karena itu segeralah menuju ampunan Allah SWT dan
bertobatlah, taubatan nasuha/taubat yang semurni murninya. Hal ini sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 106;
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا
رَحِيمًا (١٠٦)
106. dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (An Nisa : 106)
Kemudian dalam surat An Nasr ayat 3;
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣)
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (An Nasr : 3)
Kalimat
istighfar yang paling pendek adalah
Astaghfirulloohal adziim “aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”, kalimat istighfar yang agak panjang Astaghfirulloohal adziim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilahi “aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung tiada Tuhan Selain Allah Dia yang hidup dan yang tegak dan aku bertobat kepada-Nya”. Kemudian ada juga kalimat istighfar yang lebih panjang, yang disebut dengan sayyidul istighfar yaitu Allohumma anta robbi laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu a’uudzubika min syarri maa shano’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. “Ya Allah Engkau adalah pemeliharaku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berada pada janji dan ancaman-Mu menurut kesanggupanku. Aku berlindung kepada Engkau dari kajahatan apa yang telah kuperbuat, dan aku mengakui semua nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku kepada-Mu, maka berikanlah ampunan yang berlimpah bagiku, karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Engkau sendiri.
Ucapan
kalimat istighfar bukan hanya diucapkan ketika melakukan kesalahan saja atau
telah melakukan perbuatan dosa, akan tetapi diucapkan setiap keadaan dan
kesempatan, karena tanpa kita sadari atau tidak sejak bangun tidur sampai tidur
lagi telah melakukan perbuatan dosa, seperti mengeluarkan perkataan atau ucapan
yang tanpa kita sadari telah menyakiti, menyinggung perasaan/hati orang lain.,
sikap kita yang kurang berkenan dimata orang lain. Jangankan dalam pergaulan
dengan sesama manusia, setelah selesai mendirikan sholat pun kita disunahkan
untuk beristighfar. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw ketika
telah selesai melaksanakan sholat. Dari Tsauban, Rasulullah saw ketika selesai
sholat mengucapkan istighfar sebanyak 3x yaitu Astaghfirulloohal adziim
“aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”.
Kemudian dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “Demi Allah, aku
beristighfar dan bertaubat kepada Allah, sehari lebih 70 x (HR. Bukhari). Dari
Al Aghar Muzanni Rasulullah saw bersabda, “sungguh, ada kalanya tumbuh dalam
perasaan hatiku, lalu aku beristighfar sehari 100x”. (HR. Muslim).
Kalau
seorang Nabi saja beristighfar setiap harinya 100x, lalu bagaimana dengan
kita….??? Sudahkan kita beristighfar ..???? Astaghfirulloohal adziim,
Alhamdulillah…..lanjutkan istighfarnya agar semua dosa-dosa yang pernah kita
lakukan diampuni Allah SWT. Ingat…..kecuali syirik, Allah SWT tidak akan
mengampuni dosa syirik, sebagaimana Firmannya dalam surat An Nisa ayat 48;
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
(٤٨)
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar