Kamis, 18 Februari 2016

KENDALIKAN NAFSU KITA


Nafsu merupakan dorongan, keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu yang buruk.  Nafsu merupakan unsur rohani/jiwa yang ada pada manusia maupun binatang. Nafsu dianggap sebagian orang sebagai kata yang cenderung berkonotasi negatif, hal ini tergantung dari apa dan bagaimana penerapan kata nafsu itu digunakan. Nafsu juga cenderung membawa manusia kepada keburukan/kejahatan, oleh karena itu saat nafsu membawa manusia kepada keburukan maka disitulah pengendalian nafsu diperlukan. Ingat nafsu bukan di hilangkan tetapi di kendalikan.  Firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 53;

۞وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣
53. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Manusia selain memiliki nafsu juga memiliki akal sedangkan binatang hanya memiliki nafsu tapi tidak memiliki akal. Akal menurut kamus terbaru bahasa Indonesia adalah daya pikir untuk mengerti atau memahami sesuatu; pikiran, ingatan; cara melakukan sesuatu, daya upaya; kecerdikan, kelicikan; kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan. Sebagai seorang beriman sudah seharusnya kita menggunakan akal  sebagai dasar berpikir dalam  bertindak/berbuat sesuatu sehingga fungsi akal untuk merasakan, menilai, memahami/mengerti, baik buruk/benar salah lebih dikedepankan ketimbang menuruti nafsu, apalagi jika nafsu itu merupakan nafsu yang mendorong kepada kejahatan/perbuatan buruk. Jika manusia tidak dapat mengendalikan nafsu dengan akal
maka manusia tersebut tidak ubahnya seperti binatang. 
Dalam QS. Al-Furqon ayat 4;

أَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيۡهِ وَكِيلًا ٤٣
َ"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" ayat 44; 

أَمۡ تَحۡسَبُ أَنَّ أَكۡثَرَهُمۡ يَسۡمَعُونَ أَوۡ يَعۡقِلُونَۚ إِنۡ هُمۡ إِلَّا كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ سَبِيلًا ٤٤
"atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami, mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu".

Selain diberikan akal manusia juga diberikan kelebihan dari makhluk lainnya berupa bentuk yang sebaik-baiknya, hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro Ayat 70;

۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠
70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
 لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ ٤
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan akal oleh Allah SWT sudah seharusnya digunakan dalam pengendalian nafsu yang cenderung mengarahkan manusia untuk berbuat keburukan seperti maksiat, berbuat zalim dan perbuatan buruk lainnya.  Jika  manusia tidak dapat mengendalikan nafsu buruknya maka manusia akan lebih hina dan jahat dari binatang. Pengendalian nafsu ini merupakan perjuangan bagi manusia dalam mencapai kemuliaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Jadikan hati nurani dan akal sebagai benteng pengendalian nafus buruk yang akan menyebabkan manusia melakukan perbuatan dosa hingga masuk ke neraka. Selain hati nurani dan akal perkuatlah iman dan bertakwalah dengan taqwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan  perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, begitu banyak pesan taqwa yang di perintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an tidak lain agar manusia dapat mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat, salah satu perintah taqwa terdapat dalam surat Al-Imran ayat 102 ; 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Jika telah melaksanakan dan mengamalkan perintah Allah serta sunah-sunah Nabi Muhammad saw dengan baik, insya Allah nafsu buruk akan mudah dikendalikan dan yang paling penting adalah kendalikan nafsu kita jangan sebaliknya nafsu yang mengendalikan kita. Dan satu lagi yang  sangat penting ; ingatlah Allah dimanapun kita berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar