KIKIR
(pelit, bakhil) merupakan salah satu sifat tercela yang ada pada manusia, namun
tidak semua manusia mempunyai sifat kikir, karena banyak juga manusia
yang mempunyai sifat dermawan. Sudah menjadi kewajiban manusia mencari harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
didunia dan diakhirat (jika hartanya
dibelanjakan dijalan Allah, seperti zakat, infaq, sedeqah), mau saling berbagi kepada orang yang
membutuhkan, baik itu berupa materi atau non materi. Sifat kikir tumbuh dari
sifat manusia yang cinta kepada harta dan merasa bahwa harta yang dimilikinya
merupakan harta yang diperoleh karena jerih payahnya sendiri, jika sudah berkecukupan
dan cintanya kepada harta menyebabkan ia tidak mampu mengendalikan dirinya
untuk membelanjakan hartanya dijalan Allah SWT, dapat dipastikan manusia itu menjadi
budaknya harta. Karena sebab cintanya terhadap harta menjadikan manusia menjadi
pelit. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Adiyat ayat 8 dikatakan :
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ
لَشَدِيدٌ ٨
“dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya
kepada harta.”
Manusia yang mampu mencegah dirinya dari sifat kikir dan mampu berbagi
kepada orang-orang yang membutuhkan maka seringkali orang ini dikatakan sebagai
orang yang dermawan. Dermawan merupakan
sifat pertengahan antara kikir dan boros, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam
surat Al-Isra ayat 29 ;
وَلَا تَجۡعَلۡ يَدَكَ
مَغۡلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبۡسُطۡهَا كُلَّ ٱلۡبَسۡطِ فَتَقۡعُدَ
مَلُومٗا مَّحۡسُورًا ٢٩
“dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi
tercela dan menyesal. [852] Maksudnya : jangan kamu terlalu kikir, dan
jangan pula terlalu Pemurah. Dermawan bisa juga diartikan menafkahkan sebagian
harta yang kita miliki kepada yang membutuhkannya dijalan yang diridhai Allah
SWT. Imam Ali as berkata,”jadilah orang dermawan, tetapi jangan menjadi
pemboros. Jadilah orang yang sederha, tetapi jangan menjadi orang yang kikir.
Dalam
membelanjakan harta hendaknya berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan untuk
memenuhi hawa nafsu yang pada akhirnya membuat kita berlaku boros dan tidak peduli
kepada orang lain yang mungkin dalam kondisi kekurangan. Dalam surat Al-Isra ayat 26
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ
حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا ٢٦
“dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros”.
Sifat kikir merupakan penyakit hati
yang apabila dibiarkan dan tertanam
dalam jiwa akan melahirkan mental yang rusak (rusaknya hati) seperti tidak
peduli kepada orang-orang yang tidak mampu, tertutup hatinya dari nilai-nilai
kemanusiaan/sosial, hidupnya hanya akan mementingkan
diri sendiri. Kecukupan atas harta yang dimilikinya telah membuat ia lupa akan
kebesaran Allah SWT.
Bukankah Allah SWT telah menjanjikan bagi siapa saja yang beramal saleh
akan dimasukkan kedalam surga-Nya.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَانَتۡ لَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا ١٠٧ خَٰلِدِينَ
فِيهَا لَا يَبۡغُونَ عَنۡهَا حِوَلٗا ١٠٨
107. Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat
tinggal.
108. mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya
إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ
إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ ١٤
14. Sesungguhnya Allah
memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat
apa yang Dia kehendaki.
Sebagaimana
juga Rasulullah SAW, bersabda :”segeralah kamu berbuat baik, sebelum datangnya
7 perkara, tiada yang kamu tunggu kecuali kemelaratan yang melalaikan dirimu,
atau kekayaan yang mengakibatkan kamu besar kepala, atau sakit yang
membinasakan, atau lanjut usia yang menjadikan pikun, atau mati yang menghabisi
riwayat, atau Dajjal, dialah seburuk-buruk yang ditunggu, atau hari kiamat,
justru hari kiamat itu lebih berat dan sangat sulit.”
وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ
يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرٗا لَّهُمۖ بَلۡ
هُوَ شَرّٞ لَّهُمۡۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ
وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ
خَبِيرٞ ١٨٠
180. Sekali-kali janganlah
orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Allah
SWT telah memerintahkan kepada semua umatnya untuk berbuat amal saleh seperti zakat, infaq,
sedekah, melakukan pekerjaan yang baik yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun
bagi orang lain yang diridhai Allah SWT sudah seharusnya kita lakukan, Sifat
kikir yang ada pada seseorang akan sangat merugikan manusia itu sendiri yaitu akan
diberikan jalan kesukaran dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila telah mati.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat Al-Lail ayat 8 – 11, yang artinya :
وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسۡتَغۡنَىٰ ٨ وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٩ فَسَنُيَسِّرُهُۥ
لِلۡعُسۡرَىٰ ١٠ وَمَا يُغۡنِي عَنۡهُ
مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ ١١
8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup[1580],
9.
serta mendustakan pahala terbaik,
10.
Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11.
dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
[1580] Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup
ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.
Agar
sifat kikir tidak melekat/menempel dalam diri kita maka biasakanlah untuk selalu
beramal saleh baik materi maupun non materi dan yang paling penting
keikhlasan kita dibutuhkan dalam setiap melakukan amal saleh.
وَيۡلٞ لِّكُلِّ هُمَزَةٖ
لُّمَزَةٍ ١ ٱلَّذِي جَمَعَ مَالٗا
وَعَدَّدَهُۥ ٢ يَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ
أَخۡلَدَهُۥ ٣ كَلَّاۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِي ٱلۡحُطَمَةِ
٤ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ ٥ نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٦ ٱلَّتِي تَطَّلِعُ
عَلَى ٱلۡأَفِۡٔدَةِ ٧ إِنَّهَا
عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٞ ٨ فِي عَمَدٖ
مُّمَدَّدَةِۢ ٩
1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela
2. yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung
3. dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengkekalkannya
4. sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar
akan dilemparkan ke dalam Huthamah
5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu
6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang
dinyalakan
7. yang (membakar) sampai ke hati
8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka
9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang
panjang
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang memiliki sifat dermawan dan terhindar
dari sifat kikir, maka dari itu jangan tunda untuk berbuat baik dengan beramal saleh baik berupa materi maupun non
materi dengan penuh keikhlasan dan keyakinan
bahwa Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas apa yang telah kita
perbuat. Semoga Allah SWT meridhai amal saleh yang telah kita lakukan. “ya Allah, hindarkanlah dariku sifat kikir,
dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung”. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar