Senin, 30 Juli 2018

ISTIGHFAR

Dalam menjalani kehidupan terkadang penuh dengan godaan godaan yang datangnya dari arah depan, belakang, kanan dan kiri kita. Hal ini merupakan janji iblis yang akan menggoda manusia dari empat arah tersebut. Oleh karenanya ketika kita telah terlanjur melakukan kesalahan atau melakukan dosa maka cepat-cepatlah kita beristighfar.  Istighfar adalah bacaan atau ucapan untuk memohon ampun kepada Allah SWT, atas segala dos-dosa besar maupun kecil yang telah kita lakukan, baik karena sengaja maupun tidak sengaja. Tidak ada manusia yang suci atau tidak pernah melakukan dosa, namun yang penting adalah bagaimana agar jangan sampai perbuatan dosa itu terus berlanjut hingga mati, segeralah menunju ampunan Allah SWT.  Apapun dosa yang pernah dilakukan/dikerjakan (kecuali dosa syirik atau menyekutukan Allah SWT) maka Allah SWT akan memberikan ampunan-Nya. Karena itu segeralah menuju ampunan Allah SWT dan bertobatlah, taubatan nasuha/taubat yang semurni murninya. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 106;
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (١٠٦)
106. dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An Nisa : 106)
Kemudian  dalam surat An Nasr ayat 3;
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣)
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (An Nasr : 3)
Kalimat istighfar yang paling pendek adalah

Astaghfirulloohal adziim “aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”, kalimat istighfar yang agak panjang Astaghfirulloohal adziim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilahi “aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung tiada Tuhan Selain Allah Dia yang hidup dan yang tegak dan aku bertobat kepada-Nya”. Kemudian ada juga kalimat istighfar yang lebih panjang, yang disebut dengan sayyidul istighfar  yaitu Allohumma anta robbi laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatho’tu a’uudzubika min syarri maa shano’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bidzambii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. “Ya Allah Engkau adalah pemeliharaku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berada pada janji dan ancaman-Mu menurut kesanggupanku. Aku berlindung kepada Engkau dari kajahatan apa yang telah kuperbuat, dan aku mengakui semua nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku kepada-Mu, maka berikanlah ampunan yang berlimpah bagiku, karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Engkau sendiri.
Ucapan kalimat istighfar bukan hanya diucapkan ketika melakukan kesalahan saja atau telah melakukan perbuatan dosa, akan tetapi diucapkan setiap keadaan dan kesempatan, karena tanpa kita sadari atau tidak sejak bangun tidur sampai tidur lagi telah melakukan perbuatan dosa, seperti mengeluarkan perkataan atau ucapan yang tanpa kita sadari telah menyakiti, menyinggung perasaan/hati orang lain., sikap kita yang kurang berkenan dimata orang lain. Jangankan dalam pergaulan dengan sesama manusia, setelah selesai mendirikan sholat pun kita disunahkan untuk beristighfar. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw ketika telah selesai melaksanakan sholat. Dari Tsauban, Rasulullah saw ketika selesai sholat mengucapkan istighfar sebanyak 3x yaitu Astaghfirulloohal adziim “aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”.  Kemudian dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda “Demi Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah, sehari lebih 70 x (HR. Bukhari). Dari Al Aghar Muzanni Rasulullah saw bersabda, “sungguh, ada kalanya tumbuh dalam perasaan hatiku, lalu aku beristighfar sehari 100x”. (HR. Muslim).
Kalau seorang Nabi saja beristighfar setiap harinya 100x, lalu bagaimana dengan kita….??? Sudahkan kita beristighfar ..???? Astaghfirulloohal adziim, Alhamdulillah…..lanjutkan istighfarnya agar semua dosa-dosa yang pernah kita lakukan diampuni Allah SWT. Ingat…..kecuali syirik, Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik, sebagaimana Firmannya dalam surat An Nisa ayat 48;
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (٤٨)
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar